Bukan Untuk Siapa-siapa

Tahu gak pertama kali dimana alam mempertemukan aku yang biasa dan kamu yang ku anggap lebih dari pada aku?
Mungkin itu udah diatur jalan ceritanya.
Dimana pertama kali dengan tidak sengaja ketika di suatu tempat aku dan kamu duduk berdekatan.
Mempunyai asal cerita yang sama sehingga kita bisa jumpa di tempat itu.
Malu-malu adalah hal yang wajar untuk orang yang baru pertama kali bertemu.
Di tempat itu lah aku dan kamu dibiarkan untuk saling mengenal atau bisa dianggap “teman”.
Disitulah awal perkenalan kita.

Tahu juga gak ketika di suatu sesi kita dikelompokkan secara bersama?
Selama beberapa hari kita menjadi satu kelompok.
Disitulah kita dibiarkan untuk mengenal lagi satu sama lain.
Canda dan tawa pun masing-masing kita beri.
Tapi ketika itu, rasa malu saat pertama kali kita jumpa makin lama makin menipis.

Entah kenapa sepertinya alam kembali mempertemukan kita kembali.
Suatu acara lah yang mempertemukan kita kembali dalam satu bagian.
Dimana disitu kita diajarkan untuk saling bekerjasama.

Entah kenapa ada perasaan yang gak bisa diungkapkan waktu itu.
Ada hal beda yang ku lihat dari kamu.
Ku beranikan diri tapi alasan klasik yang kamu keluarkan.
Tidak masalah sih, tapi kita masih bisa ber’teman’.

Kadang kita juga saling mengingatkan satu sama lain.
Aku masih ingat waktu itu kamu ada bilang kalau orang yang ada di rumah masuk ke rumah sakit.
Sebagai orang yang peduli aku juga prihatin mendengarnya.
Lagipula penyakitnya juga bisa digolongkan penyakit yang mengerikan.

Sesekali juga aku menawarkan sesuatu ke kamu.
Tapi selalu kamu tolak dengan memberikan alasan yang klasik.
Tapi entah kenapa di hari itu kamu mengiyakan tawaranku.
Senang ? Iya sih.

Suatu acara mempertemukan kita kembali.
Bersama lagi.
Sepertinya alam sengaja atau tidak mempertemukan kita kembali.
Senyummu itu yang tidak bisa ku lupakan.

Masih ingat ketika itu hujan mengguyur kita.
Tanggung untuk berteduh, bersama kita hantam derasnya hujan.
Tanpa jas hujan, basah kuyup yang terjadi.
Ada satu kalimat yang menurut aku jarang kamu keluarkan
“Kasian loh hujan-hujanan, hati-hati ya” plus dengan senyum indahmu

Tapi entah kenapa setiap aku melihat kamu dengan orang lain rasanya gak enak hati ini.
Padahal kita gak ada apa-apa.
Apa mungkin ini namanya cemburu?
Entahlah, aku pun bingung untuk menjawabnya.

Catatan ini sebenarnya sudah lama ingin aku tuliskan.
Tapi entah kenapa baru sekarang dituliskan.
Sudah lama dipendam ya akhirnya keluar juga dengan sendirinya.


Bukan untuk siapa-siapa.

Post a Comment

Powered by Blogger.